CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Selasa, 03 Maret 2020

PENGALAMAN NAIK BUS JATIM


Hai pada kesempatan kali ini aku mau ceritain pengalaman naik bus yang kata orang-orang saat berkendara sensasinya mirip dengan roller coaster yang ada di dufan. Alias cepat dan ugal-ugalan banget. Bus itu adalah bus jurusan Jawa Timur. Ada macam-macam bus ada sumber selamat, sugeng rahayu, mirah, dan eka.

Aku sekarang berdomisili di Solo, Jum’at 28 Februari 2020 aku pergi ke Jogja dengan menggunakan kereta lokal Prameks (Prambanan Ekspress) mirip seperti KRL. Untuk pengalaman naik Prameks akan kuceritakan di postingan berikutnya ya. Saat itu aku masih bimbang mau pulang Jumat malam atau Sabtu pagi. Tapi ternyata temanku mengajak jalan-jalan dulu di Jogja, mengingat kami sudah lama tidak berjumpa.

Sehabis jalan-jalan aku cek aplikasi KAI ternyata tiket untuk prameks Sabtu 29 Feb 2020 sudah habis tak bersisa. Lalu jalan satu-satunya ya harus naik bus. Sebenarnya ada dua opsi bus menuju Solo. Ada bus antar Jogja-Solo atau bus Jatim. Kalau mau cepat naiknnya bus Jatim, karena bus hanya berhenti di terminal-terminal besar. Dan supir bus ngebut banget, kalau bus Jatim lewat yang lain motor-motor, mobil pada menghindar. Bus antar Jogja-Solo bisa berhenti dimana saja, tapi itu juga jadi kelemahannya. Lama banget bos. Jogja-Solo bisa dua jam lebih naik bus. Kalau liat di maps Cuma 1,5 jam doing padahal.

Aku sempat nanya ke temanku yang sering naik bus dan aku disaranin buat naik bus Eka dengan jenis bus patas atau excutive, karena sopir bus lebih sopan daripada bus lainnya.  
Tapi teman Jatimku ini engga pernah naik bus dari Jogja ke Jatim, jadi dia ga paham bisa naik di pinggir jalan atau harus dari terminal. Tapi biasanya orang dari Jogja mau ke Solo naiknya dari Janti, salah satu daerah di Jogja. Bus Eka juga bisa nurunin penumpang di Janti.

Namun ternyata antara supir bus Jatim dan Jogja sudah membuat kesepakatan bahwa bus Jatim tidak boleh menaikkan penumpang yang ada di jalan. Jadi kalau mau naik bus Jatim harus naik dari Terminal Giwangan. Peraturan itu berlaku kalau bus Jogja-Solo udah selesai beroperasi. Pukul 21.00-subuh kita bisa naik bus Jatim di pinggir jalan.

Sabtu pagi aku pergi ke terminal giwangan jam 8. Karena itu pertama kalinya aku kesana jadi agak kebingungan. Namun sejauh aku lihat-lihat sih terminalnya bersih, aman, dan informatif. Jelas ada tulisan tujuan-tujuan busnya dan mengelompok berurutan sesuai dengan tujuan. Tapi karena masih pertama kali jadi aku nanya ke mas-mas yang ada disana. Untuk bus Jatim tujuan Surabaya ternyata memang hanya ada satu bus Eka Patas. Atau mungkin hanya di jam tersebut hanya ada satu.
Kalau memang mau ke Solo tapi naik bus Jatim, kalau ditanya tujuannya mau ke mana bilang aja ke Surabaya ya.

Abis diarahin sama mas-masnya akhirnya ketemu bus Eka. Terus ditanya sama kenek bus Eka tujuannya mau ke mana aku bilang ke Solo. Naik bus juga akhirnya. Busnya nyaman, acnya berfungsi dengan baik, diatas kepala ada ac dan colokan USB bisa ngecas selama di jalan. Busnya jenis Excutive Class gitu deh.

Tarif bus EKA dari Jogja ke Solo yaitu Rp. 15.000 dan sudah plus air mineral 600ml

Kalau ditanya mau naik bus atau kereta sih aku masih milih naik kereta ya. Tapi bus juga engga seburuk itu kok, layak banget jadi opsi kedua dikala keabisan tiket kereta.

Rabu, 02 Oktober 2019

Life as an ambivert

Sekarang tu banyak anak-anak muda kalau ditongkrongan ngomong "gue terlalu extrovert nih ga bisa gue dirumah mendem begitu" while the other be like "kalau gue anak rumahan banget. gue introvert soalnya". Percakapan kayak gitu bakal sering banget diomongin sama anak-anak jaman now. Tapi ada kah orang yang mau gaul tapi jiwanya mau dirumah juga? Ada, banyak. Ambivert namanya.

Penulis sendiri adalah seorang ambivert. "kalau gue apa min?" kalian bisa cek di 16personalities.com, walau hasil tes tidak terlalu akurat kalian bisa tes berkali kali untuk lebih meyakinkan personalities kamu gimana. Jika sudah menjawab lebih dari 3 kali dan hasilnya sama, kalian bisa percaya web itu. Jadi setelah penulis mencoba tes hasilnya 56% Introvert 44% Extrovert. Hal itu yang membuat saya menjadi seorang ambivert.

Life as an ambivert is quietly hard. Ia senang bertemu banyak orang, menjadi bagian atas pertemuan apapun, bersosialisasi dengan siapapun tapi hal itu juga melelahkan. Jika bertemu dengan seorang extrovert dia akan menyesuaikan dirinya dan sama antusiasnya ketika bercakap. But there's a limit. Dia tidak akan bisa menyeimbangi itu selamanya.

Menjadi seorang ditengah-tengah spektrum antara extrovert dan introvert membuatnya memahami kedua hal tersebut. Ia cenderung akan menyesuaikan diri dengan siapa ia berbicara. Maka tidak sulit baginya untuk dengan orang-orang yang memiliki kepribadian berbeda-beda.

Ambivert memiliki lonceng jam malam, artinya ia tidak bisa keluar seharian tidak berada dirumah dan terus berpesta sepanjang malam itu. Tentu ia sangat ingin menjadi bagian dalam sebuah pesta tapi ia harus tau kalau energinya tidak cukup. Ya mereka ingin bersenang-senang, tetapi mereka juga ingin ditinggal sendirian di akhir hari.

Hal yang sangat penulis sadari dan menjadi skill kebanggan adalah seorang ambivert bisa menganalisis tingkah laku seseorang. Ia dapat memperhatikan hal-hal kecil yang tidak dimiliki orang lain. Mereka dapat memberi tahu alasan di balik tindakan, makna dalam kata-kata, dan isyarat halus dalam gerakan orang lain. Mereka memiliki kemampuan untuk mengamati orang dan dapat memahaminya. Mereka mengerti mengapa orang berperilaku seperti itu karena Ambiver mengalami hal yang sama seperti yang dialami orang lain.

Menjadi seorang ambivert menyenangkan bukan? Jika kalian merasa mempunyai kesamaan dengan penulis, selamat kamu adalah seorang ambivert!

Selasa, 14 Januari 2014

Sejarah Berdirinya VOC di Indonesia

Orang Belanda yang pertama kali datang ke Indonesia adalah Cornelis de Houtman pada tahun 1596, tepatnya ke daerah Banten. Dari Banten, Cornelis melanjutkan perjalanannnya ke tiap pusat rempah-rempah di Maluku. Ia kembali ke negerinya membawa banyak rempah-rempah. Sejak saat itu para bangsawan Belanda banyak berdatangan ke Indonesia. Agar tidak terjadi persaingan antar sesame pedagang Belanda, maka pada tahun 1602 didirikan perserikatan perusahaan Hindia Timur atau Vereenigde Ooost-Indische Compagnie (VOC) yang dipimpin seorang Gubernur Jendral, Pieter Both.
Sejarah Berdirinya VOC di Indonesia
a. Berdirinya VOC
Untuk mengatasi persaingan tidak sehat dan sekaligus mematahkan dominasi Portugis, seorang anggota parlemen Belanda bernama Johan Van Oldebanevelt mengajukan sebuah usul, yaitu penggabungan (merger) seluruh perusahaan datang yang ada di Belanda menjadi satu serikat dagang.
Usulan tersebut mendapat sambutan baik. Pada tanggal 20 Maret 1602, berdiri Verenigde Oost Compagnie atau serikat perusahaan dagang hindia timur, yang biasa dikenal dengan VOC. Dengan modal pertama 6,5 miliar gulden, VOC dipimpin oleh tujuh belas direktur. Mereka dikenal dengan sebutan Heeren Zeventien.
Adapun tujuan dibentuknya VOC adalah sebagai berikut.
  1. Menghindari persaingan tidak sehat di antara sesame pedagang Belanda sehingga keuntungan maksimal dapat diperoleh.
  2. Memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan bangsa-bangsa Eropa lainnya maupun dengan bangsa-bangsa Asia.
  3. Membantu dana pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi Spanyol yang masih menduduki Belanda.
b. Hak khusus VOC
Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan leluasa, VOC diberi hak istimewa oleh pemerintah Belanda, yang dikenal sebagai Hak Octroi meliputi hal-hal berikut ini.
1. Monopoli Perdagangan.
2. Mencetak dan mengedarkan uang
3. Mengangkat dan memberhentikan pegawai.
4. mengadakan perjanjia dengan raja-raja
5. Memiliki tentaara untuk mempertahankan diri.
6. Mendirikan benteng.
7. Menyatakan perang dan damai.
8. Mengangkat dan memberhentikan penguasa-penguasa setempat.
Dengan hak khusus tersebut VOC menjadi lembaga pemerintahan dan sekaligus lembaga perdagangan yang otonom di wilayah jajahan. Kehadiran VOC di wilayah jajahan dipimpin oleh seorang gubernur jenderal, yang termasuk Heeren Zeventien. Gubernur Jendral menjalankan dua peran sekaligus, yaitu sebagai direktur perusahaan dan pimpinan pemerintahan.
c. Kegiatan VOC di Indonesia
Gubernur jendral VOC pertama adalah Piter Both. Dibawah pimpinannya, Kegiatan VOC di Indonesia mulai diorganisasi dan monopoli mulai dilakukan. Ia menentuka pusat kedudukan VOC di Ambon. Pilihan itu didasari bahwa dari Ambon kegiatan monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku akan lebih mudah dilakukan.
Pada perkembangan berikutnya, Pieter Both memindahkan pusat kedudukan VOC ke Jayakarta. Alasan memeilih Jayakarta adalah sebagai berikut.
- Jayakarta lebih strategis dibandingkan dengan Ambon karena terletak di tengah jalur perdagangan Asia.
- Dari Jayakarta, VOC kan lebih mudah menyingkrkan Portugis yang berkedudukan di Malaka.
Dalam melaksanakan rencana itu, Pieter Both meminta izin pengeran Jayakarta untuk mendirikan kantor dagang di Jayakarta, yang termasuk wilayah  kekuasaan Banten. Namun beberapa tahun kemudian, EIC dari Inggris juga diizinkan mendirikan kantor dagang di Jayakarta, akibatnya muncul persaingan antara VOC dan EIC.
Jan Pieterszoon Coen diangkat menjadi gubernur Jendral ketika EIC dan VOC memperebutkan pengaruh di Jayakarta. Untuk memenangkan persaingan, ia mendirikan benteng VOC di jayakarta. Benteng itu bernama Batavia. Kemudian ia menghasut penguasa Banten, Ranamenggala, untuk memecat pangeran Jayakarta sekaligus menutup izin berdagang EIC. Sejak tanggal 31 Mei 1619, VOC memperoleh hak penuh atas Jayakarta. Sejak itu pula, nama Jayakarta berubah menjadi Batavia.
Dari Batavia, VOC memperluas pengaruh ke berbagai wilayah di Indonesia. Perluasan pengaruh itu disertai penerapan monopoli perdagangan. Dengan kekuatan militer dan keahlian memecah belah, sejumlah wilayah tunduk pada pengaruh VOC. Untuk menjalankan monopoli perdagangan, Belanda membuat peraturan sebagai berikut.
- Petani rempah-rempah hanya boleh bertindak sebagai produsen. Hak jual beli hanya dimiliki VOC.
- Panen rempah-rempah harus dijual kepada VOC dengan harga yang ditentukan oleh VOC.
- Barang kebutuhan sehari-hari, seperti peralatan rumah tangga, garam, dan kain harus dibeli dari VOC dengan harga yang ditentukan VOC.
Untuk mengendalikan monopoli perdagangan, VOC mempunyai hak ekstirpasi dan melakukan pelayaran hongi. Dua hal itu merupakan strategi VOC untuk mengendalikan monopolinya. Hak Ekstirpasi merupakan strategi VOC untuk mengendalikan monopolinya.
Hak Ekstirpasi adalah hak untuk membinasakan pohon rempah-rempah yang berlebihan agar harga rempah-rempah di pasar mancanegara tetap tinggi. Sedangkan pelayaran hongi adalah pelayaran bersenjata lengkap untuk mengawasi pohon rempah-rempah yang berlebihan dan untuk mencegah petani rempah-rempah berhubungan dengan petani luar.
Guna mendapatkan keuntungan yang besar, VOC menerapkan monopoli perdagangan. Bahkan, pelaksanaan monopoli VOC di Maluku lebih keras dari pada monopoli yang diterapkan oleh Portugis. Peraturan-peraturan yang ditetapkan VOC dalam melaksanakan monopoli perdagangan antara lain sebagai berikut.
a. Verplichte Leverantie, yaitu penyerahan wajib hasil bumi dengan harga yang telah ditetapkan oleh VOC. Peraturan ini melarang rakyat menjual hasil buminya selain kepada VOC.
b. Contingentern, yaitu kewajiban bagi rakyat untuk membayar pajak berupa hasil bumi.
c. Peraturan tentang ketentuan areal dan jumlah tenaman rempah-rempah yang boleh ditanam.
d. Ekstirpasi, yaitu hak VOC untuk menebang tanaman rempah-rempah agar tidak terjadi kelebihan priduksi yang menyebabkan harganya merosot.
e. Pelayaran Hongi, yaitu pelayaran dengan perahu kora-kora untuk mengawasi pelaksanaan monopoli perdagangan VOC dan menindak pelanggarnya.
Beberapa gubernur jenderal yang dianggap berhasil dalam mengembangkan usaha dagang dan kolonialisasi VOC di Indonesia, antara lain berikut ini.
a. Jan Pieterszoon Coen (1619-1629)
Ia dikenal sebagai pendiri kota Batavia dan peletak dasar imperialism Belanda di Indonesia. Ia dikenal pula dengan rencana kolonisasinya dengan memindahkan orang-orang Belanda bersama keluarganya ke Indonesia. Hal itu dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja Belanda di Indonesia.
b. Antonio van Diemen (1636-1645)
Ia berhasil memperluas kerajaan VOC ke Malaka pada tahun 1641. Ia juga mengirimkan misi pelayaran yang dipimpin oleh Abel Tasman ke Australia, Tasmania, dan Selandia Baru.
c. Joan Maetsycker (1653-1678)
Ia berhasil memperluas wilayah kekuasaan VOC ke Semarang, Padang, dan Manado.
d. Cornelis Speelman (1681-1684)
Ia berhasil menghadapi perlawanan Sultan Hasanuddin dari Makassar, memadamkan pemberontakan Trunojoyo di Mataram. Dan mengalahkan Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten.
d. Kemunduran VOC
- Korupsi yang dilakukan pegawai VOC
- Banyaknya pegawai VOC yang tidak cakap sehingga pengendalian monopoli perdagangan tidak berjalan semestinya.
- VOC banyak menanggung utang akibat peperangan yang dilakukan, baik dengan rakyat Indonesia maupun dengan Inggris dalam memperebutkan kekuasaan dibidang perdagangan.
- Kemerosotan moral di kalangan para penguasa akibat system monopoli perdagangan. Keserakahan VOC membuat penguasa setempat tidak sungguh-sungguh dalam membantu VOC dalam monopoli perdagangan. Akibatnya, hasil panen rempah-rempah yang masuk jauh dari harapan.
- Tidak berjalannya verplichte leverantie dan preanger-stelsel. Kedua aturan itu dimaksudkan untuk mengisi kas VOC yang kosong. Verplichte leverantie mewajibkan setiap derah menyerahkan hasil bumi berupa lada, kayu, beras, nila, dan gula kepada VOC. Kedua aturan ini tidak dapat berjalan dengan baik karena korupsi dan pengeluaran yang terlalu besar.

PENGALAMAN NAIK BUS JATIM

| 0 komentar |


Hai pada kesempatan kali ini aku mau ceritain pengalaman naik bus yang kata orang-orang saat berkendara sensasinya mirip dengan roller coaster yang ada di dufan. Alias cepat dan ugal-ugalan banget. Bus itu adalah bus jurusan Jawa Timur. Ada macam-macam bus ada sumber selamat, sugeng rahayu, mirah, dan eka.

Aku sekarang berdomisili di Solo, Jum’at 28 Februari 2020 aku pergi ke Jogja dengan menggunakan kereta lokal Prameks (Prambanan Ekspress) mirip seperti KRL. Untuk pengalaman naik Prameks akan kuceritakan di postingan berikutnya ya. Saat itu aku masih bimbang mau pulang Jumat malam atau Sabtu pagi. Tapi ternyata temanku mengajak jalan-jalan dulu di Jogja, mengingat kami sudah lama tidak berjumpa.

Sehabis jalan-jalan aku cek aplikasi KAI ternyata tiket untuk prameks Sabtu 29 Feb 2020 sudah habis tak bersisa. Lalu jalan satu-satunya ya harus naik bus. Sebenarnya ada dua opsi bus menuju Solo. Ada bus antar Jogja-Solo atau bus Jatim. Kalau mau cepat naiknnya bus Jatim, karena bus hanya berhenti di terminal-terminal besar. Dan supir bus ngebut banget, kalau bus Jatim lewat yang lain motor-motor, mobil pada menghindar. Bus antar Jogja-Solo bisa berhenti dimana saja, tapi itu juga jadi kelemahannya. Lama banget bos. Jogja-Solo bisa dua jam lebih naik bus. Kalau liat di maps Cuma 1,5 jam doing padahal.

Aku sempat nanya ke temanku yang sering naik bus dan aku disaranin buat naik bus Eka dengan jenis bus patas atau excutive, karena sopir bus lebih sopan daripada bus lainnya.  
Tapi teman Jatimku ini engga pernah naik bus dari Jogja ke Jatim, jadi dia ga paham bisa naik di pinggir jalan atau harus dari terminal. Tapi biasanya orang dari Jogja mau ke Solo naiknya dari Janti, salah satu daerah di Jogja. Bus Eka juga bisa nurunin penumpang di Janti.

Namun ternyata antara supir bus Jatim dan Jogja sudah membuat kesepakatan bahwa bus Jatim tidak boleh menaikkan penumpang yang ada di jalan. Jadi kalau mau naik bus Jatim harus naik dari Terminal Giwangan. Peraturan itu berlaku kalau bus Jogja-Solo udah selesai beroperasi. Pukul 21.00-subuh kita bisa naik bus Jatim di pinggir jalan.

Sabtu pagi aku pergi ke terminal giwangan jam 8. Karena itu pertama kalinya aku kesana jadi agak kebingungan. Namun sejauh aku lihat-lihat sih terminalnya bersih, aman, dan informatif. Jelas ada tulisan tujuan-tujuan busnya dan mengelompok berurutan sesuai dengan tujuan. Tapi karena masih pertama kali jadi aku nanya ke mas-mas yang ada disana. Untuk bus Jatim tujuan Surabaya ternyata memang hanya ada satu bus Eka Patas. Atau mungkin hanya di jam tersebut hanya ada satu.
Kalau memang mau ke Solo tapi naik bus Jatim, kalau ditanya tujuannya mau ke mana bilang aja ke Surabaya ya.

Abis diarahin sama mas-masnya akhirnya ketemu bus Eka. Terus ditanya sama kenek bus Eka tujuannya mau ke mana aku bilang ke Solo. Naik bus juga akhirnya. Busnya nyaman, acnya berfungsi dengan baik, diatas kepala ada ac dan colokan USB bisa ngecas selama di jalan. Busnya jenis Excutive Class gitu deh.

Tarif bus EKA dari Jogja ke Solo yaitu Rp. 15.000 dan sudah plus air mineral 600ml

Kalau ditanya mau naik bus atau kereta sih aku masih milih naik kereta ya. Tapi bus juga engga seburuk itu kok, layak banget jadi opsi kedua dikala keabisan tiket kereta.

LEER MÁS...

Life as an ambivert

| 0 komentar |

Sekarang tu banyak anak-anak muda kalau ditongkrongan ngomong "gue terlalu extrovert nih ga bisa gue dirumah mendem begitu" while the other be like "kalau gue anak rumahan banget. gue introvert soalnya". Percakapan kayak gitu bakal sering banget diomongin sama anak-anak jaman now. Tapi ada kah orang yang mau gaul tapi jiwanya mau dirumah juga? Ada, banyak. Ambivert namanya.

Penulis sendiri adalah seorang ambivert. "kalau gue apa min?" kalian bisa cek di 16personalities.com, walau hasil tes tidak terlalu akurat kalian bisa tes berkali kali untuk lebih meyakinkan personalities kamu gimana. Jika sudah menjawab lebih dari 3 kali dan hasilnya sama, kalian bisa percaya web itu. Jadi setelah penulis mencoba tes hasilnya 56% Introvert 44% Extrovert. Hal itu yang membuat saya menjadi seorang ambivert.

Life as an ambivert is quietly hard. Ia senang bertemu banyak orang, menjadi bagian atas pertemuan apapun, bersosialisasi dengan siapapun tapi hal itu juga melelahkan. Jika bertemu dengan seorang extrovert dia akan menyesuaikan dirinya dan sama antusiasnya ketika bercakap. But there's a limit. Dia tidak akan bisa menyeimbangi itu selamanya.

Menjadi seorang ditengah-tengah spektrum antara extrovert dan introvert membuatnya memahami kedua hal tersebut. Ia cenderung akan menyesuaikan diri dengan siapa ia berbicara. Maka tidak sulit baginya untuk dengan orang-orang yang memiliki kepribadian berbeda-beda.

Ambivert memiliki lonceng jam malam, artinya ia tidak bisa keluar seharian tidak berada dirumah dan terus berpesta sepanjang malam itu. Tentu ia sangat ingin menjadi bagian dalam sebuah pesta tapi ia harus tau kalau energinya tidak cukup. Ya mereka ingin bersenang-senang, tetapi mereka juga ingin ditinggal sendirian di akhir hari.

Hal yang sangat penulis sadari dan menjadi skill kebanggan adalah seorang ambivert bisa menganalisis tingkah laku seseorang. Ia dapat memperhatikan hal-hal kecil yang tidak dimiliki orang lain. Mereka dapat memberi tahu alasan di balik tindakan, makna dalam kata-kata, dan isyarat halus dalam gerakan orang lain. Mereka memiliki kemampuan untuk mengamati orang dan dapat memahaminya. Mereka mengerti mengapa orang berperilaku seperti itu karena Ambiver mengalami hal yang sama seperti yang dialami orang lain.

Menjadi seorang ambivert menyenangkan bukan? Jika kalian merasa mempunyai kesamaan dengan penulis, selamat kamu adalah seorang ambivert!

LEER MÁS...

Sejarah Berdirinya VOC di Indonesia

| 1 komentar |

Orang Belanda yang pertama kali datang ke Indonesia adalah Cornelis de Houtman pada tahun 1596, tepatnya ke daerah Banten. Dari Banten, Cornelis melanjutkan perjalanannnya ke tiap pusat rempah-rempah di Maluku. Ia kembali ke negerinya membawa banyak rempah-rempah. Sejak saat itu para bangsawan Belanda banyak berdatangan ke Indonesia. Agar tidak terjadi persaingan antar sesame pedagang Belanda, maka pada tahun 1602 didirikan perserikatan perusahaan Hindia Timur atau Vereenigde Ooost-Indische Compagnie (VOC) yang dipimpin seorang Gubernur Jendral, Pieter Both.

Sejarah Berdirinya VOC di Indonesia
a. Berdirinya VOC
Untuk mengatasi persaingan tidak sehat dan sekaligus mematahkan dominasi Portugis, seorang anggota parlemen Belanda bernama Johan Van Oldebanevelt mengajukan sebuah usul, yaitu penggabungan (merger) seluruh perusahaan datang yang ada di Belanda menjadi satu serikat dagang.
Usulan tersebut mendapat sambutan baik. Pada tanggal 20 Maret 1602, berdiri Verenigde Oost Compagnie atau serikat perusahaan dagang hindia timur, yang biasa dikenal dengan VOC. Dengan modal pertama 6,5 miliar gulden, VOC dipimpin oleh tujuh belas direktur. Mereka dikenal dengan sebutan Heeren Zeventien.
Adapun tujuan dibentuknya VOC adalah sebagai berikut.
  1. Menghindari persaingan tidak sehat di antara sesame pedagang Belanda sehingga keuntungan maksimal dapat diperoleh.
  2. Memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan bangsa-bangsa Eropa lainnya maupun dengan bangsa-bangsa Asia.
  3. Membantu dana pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi Spanyol yang masih menduduki Belanda.
b. Hak khusus VOC
Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan leluasa, VOC diberi hak istimewa oleh pemerintah Belanda, yang dikenal sebagai Hak Octroi meliputi hal-hal berikut ini.
1. Monopoli Perdagangan.
2. Mencetak dan mengedarkan uang
3. Mengangkat dan memberhentikan pegawai.
4. mengadakan perjanjia dengan raja-raja
5. Memiliki tentaara untuk mempertahankan diri.
6. Mendirikan benteng.
7. Menyatakan perang dan damai.
8. Mengangkat dan memberhentikan penguasa-penguasa setempat.
Dengan hak khusus tersebut VOC menjadi lembaga pemerintahan dan sekaligus lembaga perdagangan yang otonom di wilayah jajahan. Kehadiran VOC di wilayah jajahan dipimpin oleh seorang gubernur jenderal, yang termasuk Heeren Zeventien. Gubernur Jendral menjalankan dua peran sekaligus, yaitu sebagai direktur perusahaan dan pimpinan pemerintahan.
c. Kegiatan VOC di Indonesia
Gubernur jendral VOC pertama adalah Piter Both. Dibawah pimpinannya, Kegiatan VOC di Indonesia mulai diorganisasi dan monopoli mulai dilakukan. Ia menentuka pusat kedudukan VOC di Ambon. Pilihan itu didasari bahwa dari Ambon kegiatan monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku akan lebih mudah dilakukan.
Pada perkembangan berikutnya, Pieter Both memindahkan pusat kedudukan VOC ke Jayakarta. Alasan memeilih Jayakarta adalah sebagai berikut.
- Jayakarta lebih strategis dibandingkan dengan Ambon karena terletak di tengah jalur perdagangan Asia.
- Dari Jayakarta, VOC kan lebih mudah menyingkrkan Portugis yang berkedudukan di Malaka.
Dalam melaksanakan rencana itu, Pieter Both meminta izin pengeran Jayakarta untuk mendirikan kantor dagang di Jayakarta, yang termasuk wilayah  kekuasaan Banten. Namun beberapa tahun kemudian, EIC dari Inggris juga diizinkan mendirikan kantor dagang di Jayakarta, akibatnya muncul persaingan antara VOC dan EIC.
Jan Pieterszoon Coen diangkat menjadi gubernur Jendral ketika EIC dan VOC memperebutkan pengaruh di Jayakarta. Untuk memenangkan persaingan, ia mendirikan benteng VOC di jayakarta. Benteng itu bernama Batavia. Kemudian ia menghasut penguasa Banten, Ranamenggala, untuk memecat pangeran Jayakarta sekaligus menutup izin berdagang EIC. Sejak tanggal 31 Mei 1619, VOC memperoleh hak penuh atas Jayakarta. Sejak itu pula, nama Jayakarta berubah menjadi Batavia.
Dari Batavia, VOC memperluas pengaruh ke berbagai wilayah di Indonesia. Perluasan pengaruh itu disertai penerapan monopoli perdagangan. Dengan kekuatan militer dan keahlian memecah belah, sejumlah wilayah tunduk pada pengaruh VOC. Untuk menjalankan monopoli perdagangan, Belanda membuat peraturan sebagai berikut.
- Petani rempah-rempah hanya boleh bertindak sebagai produsen. Hak jual beli hanya dimiliki VOC.
- Panen rempah-rempah harus dijual kepada VOC dengan harga yang ditentukan oleh VOC.
- Barang kebutuhan sehari-hari, seperti peralatan rumah tangga, garam, dan kain harus dibeli dari VOC dengan harga yang ditentukan VOC.
Untuk mengendalikan monopoli perdagangan, VOC mempunyai hak ekstirpasi dan melakukan pelayaran hongi. Dua hal itu merupakan strategi VOC untuk mengendalikan monopolinya. Hak Ekstirpasi merupakan strategi VOC untuk mengendalikan monopolinya.
Hak Ekstirpasi adalah hak untuk membinasakan pohon rempah-rempah yang berlebihan agar harga rempah-rempah di pasar mancanegara tetap tinggi. Sedangkan pelayaran hongi adalah pelayaran bersenjata lengkap untuk mengawasi pohon rempah-rempah yang berlebihan dan untuk mencegah petani rempah-rempah berhubungan dengan petani luar.
Guna mendapatkan keuntungan yang besar, VOC menerapkan monopoli perdagangan. Bahkan, pelaksanaan monopoli VOC di Maluku lebih keras dari pada monopoli yang diterapkan oleh Portugis. Peraturan-peraturan yang ditetapkan VOC dalam melaksanakan monopoli perdagangan antara lain sebagai berikut.
a. Verplichte Leverantie, yaitu penyerahan wajib hasil bumi dengan harga yang telah ditetapkan oleh VOC. Peraturan ini melarang rakyat menjual hasil buminya selain kepada VOC.
b. Contingentern, yaitu kewajiban bagi rakyat untuk membayar pajak berupa hasil bumi.
c. Peraturan tentang ketentuan areal dan jumlah tenaman rempah-rempah yang boleh ditanam.
d. Ekstirpasi, yaitu hak VOC untuk menebang tanaman rempah-rempah agar tidak terjadi kelebihan priduksi yang menyebabkan harganya merosot.
e. Pelayaran Hongi, yaitu pelayaran dengan perahu kora-kora untuk mengawasi pelaksanaan monopoli perdagangan VOC dan menindak pelanggarnya.
Beberapa gubernur jenderal yang dianggap berhasil dalam mengembangkan usaha dagang dan kolonialisasi VOC di Indonesia, antara lain berikut ini.
a. Jan Pieterszoon Coen (1619-1629)
Ia dikenal sebagai pendiri kota Batavia dan peletak dasar imperialism Belanda di Indonesia. Ia dikenal pula dengan rencana kolonisasinya dengan memindahkan orang-orang Belanda bersama keluarganya ke Indonesia. Hal itu dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja Belanda di Indonesia.
b. Antonio van Diemen (1636-1645)
Ia berhasil memperluas kerajaan VOC ke Malaka pada tahun 1641. Ia juga mengirimkan misi pelayaran yang dipimpin oleh Abel Tasman ke Australia, Tasmania, dan Selandia Baru.
c. Joan Maetsycker (1653-1678)
Ia berhasil memperluas wilayah kekuasaan VOC ke Semarang, Padang, dan Manado.
d. Cornelis Speelman (1681-1684)
Ia berhasil menghadapi perlawanan Sultan Hasanuddin dari Makassar, memadamkan pemberontakan Trunojoyo di Mataram. Dan mengalahkan Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten.
d. Kemunduran VOC
- Korupsi yang dilakukan pegawai VOC
- Banyaknya pegawai VOC yang tidak cakap sehingga pengendalian monopoli perdagangan tidak berjalan semestinya.
- VOC banyak menanggung utang akibat peperangan yang dilakukan, baik dengan rakyat Indonesia maupun dengan Inggris dalam memperebutkan kekuasaan dibidang perdagangan.
- Kemerosotan moral di kalangan para penguasa akibat system monopoli perdagangan. Keserakahan VOC membuat penguasa setempat tidak sungguh-sungguh dalam membantu VOC dalam monopoli perdagangan. Akibatnya, hasil panen rempah-rempah yang masuk jauh dari harapan.
- Tidak berjalannya verplichte leverantie dan preanger-stelsel. Kedua aturan itu dimaksudkan untuk mengisi kas VOC yang kosong. Verplichte leverantie mewajibkan setiap derah menyerahkan hasil bumi berupa lada, kayu, beras, nila, dan gula kepada VOC. Kedua aturan ini tidak dapat berjalan dengan baik karena korupsi dan pengeluaran yang terlalu besar.

LEER MÁS...

Lorem ipsum

Lorem ipsum

Powered By Blogger
Diberdayakan oleh Blogger.

Archivos del Blog

Configure your calendar archive widget - Edit archive widget - Flat List - Newest first - Choose any Month/Year Format